Minggu, 19 Juni 2011

Lahan Sawah Terus Menyusut

Swasembada beras dapat dicapai bila terdapat lahan persawahan baru seluas 1,5 juta hektare (ha).
    Selain itu, menurut Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, juga harus ada peningkatan produktivitas panen padi per hektare lahan dari target rata- rata 5 ton menjadi 7 ton. "Saat ini cetak sawah baru hanya 50.000 hektare per tahun, sementara alih fungsi lahan per tahun mencapai 100.000 hektare per tahun," katanya di Jakarta, kemarin.
    Menurut dia, hingga saat ini luas areal persawahan baru sekitar 13,6 juta hektare, namun jumlah penduduk sudah mencapai 241,1 juta jiwa. Dengan kondisi ini, rata-rata luas sawah per kapita hanya sekitar 500 meter. Ini jauh di bawah Vietnam dan Thailand.
    Menyinggung target produksi pangan yang ditetapkan pemerintah sebesar 70 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2011, Winarno menilai, akan sangat berat untuk dicapai. Ini kecuali pemerintah benar-benar menjalankan program yang sudah direncanakan.
    "Berat untuk mencapai produksi sebesar itu. Bisa kita capai kalau memang pemerintah bisa mengatasi kendala yang ada di lapangan," tuturnya.
    Kendala peningkatan produksi, antara lain serangan hama penyakit dan pasokan sarana produksi pertanian yang sering datang terlambat. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan antisipasi perubahan iklim dari dini. Ini dilakukan dengan tetap melanjutkan program bantuan pemberian pestisida, benih unggul, dan pupuk kepada petani. "Pemberian bantuan tersebut hendaknya dikawal, sehingga bantuan benar-benar sampai kepada petani yang membutuhkan," katanya.
    Pemerintah menetapkan sasaran produksi padi harus meningkat minimal 5 persen per tahun, di mana pada 2011 targetnya berubah dari 68,80 juta ton menjadi 70,599 juta ton gabah kering giling.
    Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan, selama musim tanam April-September, pemerintah terus melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap perubahan iklim, salah satunya dengan membenahi penyerapan pupuk di sejumlah daerah yang penyerapannya masih lemah.
    Dengan antisipasi ini, pemerintah yakin pada musim tanam kedua nanti target nasional akan terpenuhi. Terlebih lagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa cuaca akan lebih normal, sehingga gabah lebih mudah kering dan produksi terdongkrak.
    Di sisi lain, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro mengatakan, menyikapi kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan produksi tanaman pangan, tahun ini, pemerintah masih memberikan fasilitas, bantuan, serta bimbingan, antara lain bantuan benih, penggunaan cadangan benih nasional, serta bantuan langsung pupuk dan lainnya.
    Selaian itu juga penyediaan subsidi untuk benih, biaya operasional untuk kegiatan penyuluhan dan pendampingan, serta bantuan peralatan pra dan pascapanen. Kemudian, perbaikan jaringan irigasi desa, jalan usaha tani, pengamanan produksi, dan penguatan modal petani.
    Kementerian Pertanian periode 2010-2014 menetapkan swasembada beras berkelanjutan menjadi salah satu program sukses. Ini sejalan dengan program swasembada pangan secara umum yang didorong melalui peningkatan produktivitas sejumlah tanaman pangan dan daging sapi. (Antara/Bayu)
    
    
    source   http://www.suarakarya-online.com

0 komentar:

Posting Komentar