Gina Nur Maftuhah - Okezone
JAKARTA - Pemerintah khususnya Badan Urusan Logistik (Bulog) dinilai tidak pernah belajar dari tahun-tahun sebelumnya sehingga impor selalu menjadi pilihan dalam menghadapi kelangkaan beras.
"Pemerintah itu tidak pernah belajar, kalau yakin surplus kenapa masih impor?" ungkap Pengamat Pertanian Khudori, melalui pesan singkatnya kepada okezone, Jumat (17/6/2011).
Ia juga menyatakan jika penyerapan beras masih menjadi masalah, di mana seharusnya Bulog segera tanggap mencari penyebab dan solusinya.
"Saya yakin pemerintah sangat tahu kenapa penyerapan rendah tidak lain karena harga gabah atau beras di atas HPP. Bulog enggan menyerap di atas harga HPP karena itu seperti judi," lanjutnya.
Menurutnya, menyerap harga di atas HPP bisa mendatangkan kerugian sekaligus keuntungan bagi Bulog.
"Padahal, Bulog sebagai Perum harus untung. Kalau enggak untung, direksi dinilai enggak perform sehingga bisa dipecat. Mustinya, untung rugi ditanggung negara dong karena fungsi Bulog kan secara sosial," sambungnya.
Selain itu, dia mengingatkan bahwa selain beras, Indonesia masih memenuhi kebutuhan pangannya dari impor.
"Gandum kita 100 persen impor, kedelai 70 persen, susu 90 persen, garam 50 persen, gula dan daging 30 persen, belum buah-buahan. Jadi, kita tidak bisa tidak harus segera memperluas lahan pangan kita," tutupnya.
(ade)
Berita Terkait : Beras
- Hentikan Impor Beras, Pemerintah Harus Perluas Lahan
- Panen Raya Usai, RI Diprediksi Impor Beras
- Hatta : Stok Beras Akan Dievaluasi
- Pemda DKI Jakarta Minta Jaminan Stok Beras
- Stok Pangan Bertambah 5,809 Juta Ton di Juni
- Konsumsi Beras di Depok 97 Ribu Ton per Tahun
- Lahan Minim, Depok Tingkatkan Produksi Beras
- Harga Beras di Banjar Merangkak Naik
- Harga Beras Mulai Merangkak Naik
0 komentar:
Posting Komentar